contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Rabu, 20 Oktober 2010

Pangkep, 4 oktober 2010.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam LPSED kembali berunjuk rasa di kantor PT. Safari utama, terkait pertambangan Batu Bara di atas lahan seluas dua hektar, di desa baring kecamatan segeri kabupaten Pangkep, yang dikelola perusahaan tersebut tanpa memberi kompensasi kepada pemilik lahan. Dalam orasinya mereka menuntut pihak perusahaan membayar kompensasi terhadap pemilik lahan bernama Beddu Bin Tanjengan sesuai surat perjanjian yang dibuat sejak awal, serta melibatkannya dalam perhitungan perton Batu Bara yang selama ini tidak pernah terjadi.

Mahasiswa juga meminta dihetikannya pertambangan Batu Bara tersebut, karena pihak perusahaan dinilai tidak dapat mengelola dengan baik, dengan rusaknya lingkungan sekitar.

Mahasiswa sempat meyegel tempat tersebut serta menutup jalan sambil membakar ban bekas sebagai bentuk kekecewaan belum dipenuhinya tuntutan mereka.
Syarif.

Sumber: www.makassartv.co.id
Analisis:
Dalam hal ini, PT Safari Utama telah bersalah karena seharusnya sebagai timbal balik atas proses produksi yang sedang dijalankannya, PT Safari Utama harus memberikan kompensasi kepada pemilik lahan karena bagaimanapun PT Safari Utama telah mengambil sumber daya Batu Bara dari lahan yang bukan miliknya. Selain itu juga PT Safari Utama telah melanggar kesepakatan perjanjian yang telah dibuat sejak awal dengan pemilik lahan dan juga telah tidak melibatkan dalam perhitungan produksi sumber daya Batu Bara sehingga PT Safari Utama sudah tidak menghargai perjanjian yang telah disepakati. Dan juga dalam proses produksinya PT Safari Utama tidak mengelola lahan sumber daya dengan tidak baik, yaitu dengan rusaknya lingkungan sekitar lahan pertambangan.
Dalam tujuan dari digunakannya administrasi kompensasi yang baik, PT Safari Utama dalam proses produksinya sudah tidak menjamin keadilan, tidak mengahargai perilaku yang diinginkan, dan tidak memenuhi peraturan-peraturan legal. Tidak menjamin keadilan karena PT Safari Utama tidak memberikan kompensasi yang seharusnya diberikan oleh pemilik lahan. Kemudian tidak menghargai perilaku yang diinginkan karena pada kesepakatan perjanjian dari awal, PT Safari Utama telah melanggarnya dengan tidak memberikan kompensasi dan juga tidak melibatkan dalam perhitungan pertambangan Batu Bara. Dan juga tidak memenuhi peraturan legal karena dalam proses produksinya PT Safari Utama telah melakukan perusakan lingkungan sekitar lahan pertambangan padahal pemerintah telah membuat peraturan tentang perusakan lingkungan.

0

Akhir-akhir ini Indonesia sedang dibanjiri dengan produk-produk luar negeri yang secara tidak langsung sangat berdampak pada perindustrian Indonesia sendiri. Banyak perindustrian yang harus bersaing untuk menarik para konsumen untuk menggunakan produk dalam negeri. Salah satu industri/manufakturing yang merasakan dampak/impact yang sedemikian hebat dengan adanya CAFTA ini adalah industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Bea masuk 0% dari China berdasarkan perjanjian FTA China-ASEAN yang telah ditandatangani tahun 2005,mau tidak mau akan memberikan dampak serius bagi pasar domestik. Hingga saat ini pun China telah menguasai 15% pasar TPT domestik. Apabila dari China tetap dipertahankan 5%, maka API memperkirakan lonjakan impor TPT dari China bias dipertahankan dengan pertumbuhan sekitar 20-30% per tahun Sampai dengan tahun 2012. Namun dengan tarif 0% sesuai CAFTA jika diberlakukan maka sudah dapat dipastikan lonjakan impor dari China akan lebih sulit untuk dikendalikan.
Meskipun demikian, terdapat pula peluang-peluang yang tidak boleh diabaikan. Recovery ekonomi negara-negara maju diharapkan kembali meningkat, sehingga meningkatkan ekspor TPT Indonesia ke negara-negara tersebut. Perjanjian-perjanjian dagang yang sudah ditandatangani, diharapkan tidak hanya meningkatkan impor dari negara-negara partner saja melainkan juga mampu meningkatkan penetrasi pasar di negara-negara partner.
Namun dengan semakin ketatnya persaingan di pasar global ini, maka faktor daya saing tetap menjadi kunci utama keberhasilan tersebut. Perindustrian kita masih belum lepas dari masalah-masalah yang menjadi titik lemah daya saing industri. Maka, untuk meningkatkan daya saing industri di pasar internasional, masalah-masalah tersebut perlu segera mendapatkan penanganan serius.
Khusus di sektor ketenagakerjaan atau Sumber Daya Manusia, pengelolaan ketenagakerjaan masih terpaku pada penetapan upah minimum atau UMR. Aspek produktifitas belum mendapat perhatian serius. Pekerja hanya melihat upah hanya dari sisi jam kerja. Sedangkan pengusaha melihat upah dari produktifitas.
Sementara itu, ILO mencatat bahwa produktifitas tenaga kerja Indonesia masih berada di peringkat 59 dunia jauh di bawah produktifitas tenaga kerja negara-negara pesaing. Sebagai perbandingan, Thailand berada di peringkat 27, Korea peringkat 29, dan China peringkat 31.
Salah satu penyebab rendahnya tingkat produktifitas tenaga kerja di Indonesia adalah tingginya angka pengangguran di Indonesia. Menurut Depdiknas, pengangguran Sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Di sisi lain para Head Hunter dan HRD Officer mengeluhkan sulitnya mendapatkan tenaga kerja terdidik di Indonesia. Ternyata terdapat fenomena bahwa para lulusan perguruan tinggi hanya berminat pada perusahaan besar dan menengah yang jumlahnya sangat terbatas. Sementara perusahaan berskala kecil dan menengah jumlahnya lebih dari 40 juta, namun tidak sanggup memberi gaji besar sehingga para lulusan perguruan tinggi memilih menganggur, sehingga jumlah pengangguran terdidik pun setiap tahun bertambah. Namun, banyak juga perusahaan yang mengeluhkan rendahnya kompetensi para lulusan/pelamar kerja dibandingkan standart atau spesifikasi kompetensi yang dibutuhkan.
Tidak heran, bila pada akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa selain produktifitas, tingkat kompetensi tenaga kerja/SDM di Indonesia pun pada umumnya masih rendah. Pembinaan keahlian dan produktifitas masih lebih banyak dilakukan oleh perusahaan dimana tenaga kerja tersebut bekerja. Bagi perusahaan-perusahaan besar yang memiliki pengembangan tenaga kerja hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun, bagi perusahaan kecil menengah memperoleh tenaga kerja terampil dengan produktifitas tinggi masih sangat sulit. Kesulitan ini pula yang dialami oleh PT. PISMATEX (Integrated Textile Industry).

Penyiapan SDM PT. Pismatex dalam Merespon Tantangan Globalisasi CAFTA
PT. PISMATEX, awalnya adalah sebuah pertenunan traditional (ATBM) milik perorangan yang didirikan di Pekalongan sekitar tahun 70an (+/-1972). Seiring dengan perkembangannya khususnya dalam mengembangkan brand unggulan yaitu Sarung GAJAH DUDUK perusahaan ini berkembang lebih modern dan beralih ke ATM (Alat Tenun Machinal) dengan kapasitas produksi yang terus meningkat. Tidak hanya dari sisi teknologinya saja di sisi organisasi dan manajemen pun terus berkembang hingga di tahun 1994 beralih menjadi Perseroan Terbatas dan dalam pengelolaannya pun berangsur-angsur berubah menuju lebih profesional. Kapasitas produksinya sekarang sudah mencapai 650.00 kodi/tahun dengan 1.450 unit mesin dan didukung oleh + 3.500 karyawan.
Tahun 1995 mulai menjajaki pengembangan bisnisnya dengan pendirian PT. PISMA PUTRA TEXTILE (Spinning & TFO) dan mulai operasional di awal tahun 2000. Saat inipun PT. PISMA PUTRA TEXTILE sudah berkembang dari kapasitas 15.000 spdl menjadi 60.000 spdl.
Sekitar tahun 2003 PT. PISMATEX juga mulai merambah ke industri garmen, walaupun untuk saat ini masih didominasi dengan produk-produk busana muslim.
Sebuah proses perjalanan panjang yang pada akhirnya mengantar PT. PISMATEX menjadi sebuah indutri textile terpadu (integrated) yang tetap exist serta terus berkembang hingga saat ini.
Dan dengan adanya CAFTA sekarang ini PT. PISMATEX pun mau tidak mau harus siap menerima kondisi ini dengan tetap optimis sebagai suatu tantangan (challenge). Karena kami yakin IN A CHALLENGE THERE WOULD BE A CHANCE.
RECRUITMENT sebagai Gerbang Mendapatkan SDM Handal
Keberhasilan PISMA bukan suatu proses serta merta tanpa perjuangan dan usaha. Pasangsurut, keberhasilan-kegagalan, pembelajaran dan pembenahan, hingga kemauan untuk senantiasa beradaptasi dengan situasi yang terus berubah. Only a company can addapt to development of market will be able to make the challenge becames chance. Mengingat CAFTA dan era perdagangan global merupakan sebuah CHALLENGE (tantangan) bagi PISMA GROUP, maka persiapan untuk menghadapinya sudah dilakukan jauh sebelumnya. Kami terus berbenah diri dan pada awal tahun 2009 Manajemen PISMA GROUP mencanangkan PROGRAM PERUBAHAN ke seluruh unit-unit bisnisnya. Hanya dengan menerima perubahan dan mau berubah kita akan survive, tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali PERUBAHAN itu sendiri.
Salah satu yang kami siapkan adalah dari sisi human atau SDMnya. Untuk bisa exist di era perdagangan bebas CAFTA, PISMA GROUP tentu harus disupport oleh tenaga-tenaga yang tepat dan kuat. Maka target yang ditetapkan pun tidak main-main “The Right Man on The Right Place, and based on The Right COMPETENCE”. Begitu consent-nya perusahaan terhadap faktor SDM, karena kami yakin dalam sebuah organisasi MANUSIA bukan hanya sekedar FAKTOR melainkan AKTOR.
Sebuah Organisasi tentu memiliki OBJECTIVE pertumbuhan yang ingin dicapai, STRATEGI yang dipilih untuk mencapainya, dan SISTEM yang mengawal jalannya. Namun untuk mencapai Objective tersebut, untuk memilih dan menetapkan Strategi yang tepat, serta menjalankan Sistem dengan baik diperlukan individu-individu yang KOMPETEN di dalamnya. Disitulah peran penting faktor MANUSIA sebagai AKTOR PELAKSANA. Sebagai partner strategis perusahaaan Departemen HRD ditantang untuk bisa mendapatkan, menempatkan, dan mengembangkan SDM yang berkompetensi tinggi.
KOMPETENSI itu sendiri terdiri dari PENGETAHUAN (knowledge), KETRAMPILAN (Skill), dan SIKAP (Attitude). Ketiga faktor ini mempunyai peran yang sama pentingnya untuk bisa menghasilkan output berupa KINERJA yang maksimal sehingga mendorong tercapainya Objective perusahaan. Di dunia pendidikan pada umumnya membekali kita dari sisi Pengetahuan (Knowledge) dan Ketrampilan (Skill), itupun umumnya lebih menitikberatkan pada hard skill (ketrampilan teknikal). Sementara, untuk ketrampilan personal, ketrampilan bisnis, dan SIKAP (ATTITUDE) justru harus kita gali sendiri, atau pada akhirnya menjadi beban perusahaan untuk melengkapi dan mengembangkannya.
Mengelola SDM (yang notabene adalah MANUSIA, benda hidup, makhluk ciptaan Tuhan, lengkap dengan kompleksitas unsur-unsur humanist yang melekat pada dirinya) juga mempunyai keunikan dan tingkat kesulitan tersendiri. Mereka bukan mesin atau computer yang bersifat pasti. Untuk itu, perlu diciptakan suatu sistem yang tepat untuk mengelola keragaman yang dibawanya untuk menghasilkan output yang searah dan selaras bagi kedua belah pihak, yaitu bagi mereka sendiri dan juga bagi organisasi/perusahaan.

Sumber: Makalah disampaikan dalam Kuliah Umum Penyiapan SDM Industri Manufaktur: Peluang dan Tantangan EraCAFTA" yang diselenggarakan Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (TK FTIUII), 17 Februari 2010 oleh Tanti Syachroni Direktur HRD & GA PT. PISMA Group Surabaya (http://fit.uii.ac.id)

Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memerlukan pembangunan-pembangunan diberbagai sektor. Bukan hanya pada sector infrastruktur tetapi masih banyak lagi salah satunya adalah sumber daya, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM). Kedua sumber tersebut sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Khususnya sumber daya manusia pada masyarakat Indonesia yang dirasa masing kurang.
Manajemen sumber daya manusia adalah mencakup sumber daya manusia dengan organisasinya. Pentingnya dikelola secara baik adalah karena manusia selalu berperan aktif dan dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia adalah perencana, pelaku yang sekaligus juga merupakan penentu tujuan organisasi.
Memasuki tahun 2010 kita disambut dengan satu issue besar yang sudah membuat gerah sekian banyak industrialisasi kita, yaitu adanya CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agrrement). Serbuan produk China yang membanjiri pasar global sejak tahun 1990-an mendorong turunnya harga barang konsumen di pasar global. Bukan hanya barang-barang konsumen berteknologi rendah dan padat karya, namun juga barang-barang canggih dengan teknologi tinggi, seperti komputer dan handphone. Akibatnya, industrialist di negara-negara maju yang memiliki sektor industri yang kuat serta teknologi tinggi pun semakin gerah melihat serbuan produk China. Demikian halnya yang dirasakan oleh industrialis kita ketika melihat dengan kasat mata semakin membanjirnya produk-produk China hampir menguasai seluruh pasar modern maupun tradisional, di perkotaan maupun di pedesaan.

Ulasan
Dalam mengahadapi era CAFTA, maka hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan adalah menyiapkan SDM yang kompeten dan tangguh yang dapat bersaing dengan SDM dari luar. Karena SDM adalah suatu yang paling utama bagi kemajuan dan kelangsungan dari sebuah perusahaan. Mempersiapkan SDM diawali dengan proses pencarian individu-individu yang kompeten yang didapatkan dari jalur pendidikan (untuk memperoleh Skill dan pengetahuan) dan dari dalam diri kita sendiri (mengembangkan positive Attitude). Mempersiapkan SDM dapat dimulai dari sumber daya manusia yang sudah ada, kemudian diberikan pelatihan dan pendidikan karena dengan tersebut juga dapat mempermudah perusahaan sehingga bukan hanya mencari tapi juga perusahaan dapat membantu pemerintah dalam pengembangan sumber daya manusia yang tangguh.
Selain itu dalam hal ini pemerintah harus ikut campur dalam pemberian fasilitas seperti pengembangan usaha-usaha khususnya usaha kecil menengah. Karena usaha kecil menengah masih banyak terbentur diberbagai aspek bukan hanya mengahadapi era CAFTA seperti masalah ketersediaan modal, pemasaran, serta juga izin usaha. Karena dengan begitu Negara juga mendapatkan timbal balik yang dapat membangun bangsa.
Pendidikan juga sangat berperan penting dalam pembangunan bangsa, karena banyak masyarakat Indonesia yang merasa pendidikan sampai SMA sudah cukup. Padahal dengan masyarakat Indonesia mempunyai pendidikan yang tinggi, mereka mempunyai SDM yang mumpuni untuk bersaing dan juga dapat membuat suatu lapangan kerja sendiri. Oleh karena itu dengan bantuan pemerintah, lulusan-lulusan muda dapat lebih berani dalam membuat usaha karena dapat jaminan langsung dari pemerintah. Sehingga para lulusan-lulusan muda Indonesia tidak kan banyak menjadi lulusan terdidik yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah.

0
Rabu, 06 Oktober 2010

Dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan, kita juga harus membiasakan diri menciptakan impian, memiliki keyakinan luar biasa, serta ketekunan berusaha. Sebab seorang pewirausaha haruslah berjiwa pionir sejati. Artinya, syarat untuk menjadi pewirausaha yang berhasil itu harus mampu membuat perencanaan yang baik, cepat dan efisien, berani menanggung resiko dengan melakukan investasi materi, waktu, usaha, serta ekstra kesabaran memelihara dan menjaga usahanya dengan baik sebelum melihatnya tumbuh sukses.
Memupuk kebiasaan berpikir positif merupakan hal penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha. Sebagaimana diketahui bahwa tak seorangpun pebisnis sukses di dunia ini yang tidak pernah gagal. Disamping profesional, memiliki etos kerja dan dedikasi yang tinggi, mereka juga selalu mampu bangkit ketika mengalami kegagalan. Bila kita selalu dapat berpikir positif, tentu saja kita juga mampu menjadikan setiap kegagalan sebagai motivasi untuk terus bergerak maju.
Memupuk kemampuan mencetak laba adalah bagian dari upaya-upaya menumbuhkan jiwa wirausaha. Untuk itu kita harus belajar tentang bagaimana melakukan pemasaran yang baik dan juga meningkatkan kedisiplinan dalam melakukan manajemen keuangan. Sebab dalam dunia usaha, keuntungan sekecil apapun sangat penting untuk memperkuat stabilitas sekaligus untuk melakukan ekspansi usaha.
Mengembangkan rasa empati atau kepedulian juga penting berkenaan dengan usaha menumbuhkan jiwa wirausaha. Rasa empati yang tinggi akan membantu kita menghasilkan karya yang tidak hanya dapat dinikmati dan menguntungkan diri sendiri tetapi juga dapat dinikmati dan menguntungkan sesama.

0

Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

0

Untuk memahami seseorang yang memiliki karakteristik kewiraushaan , coba sdr. amati siswa yang berprestasi dan menjadi juara kelas, guru teladan, pengusaha yang berhasil, atlet yang berprestasi, bupaii yang sukses membagung daerahnya dan sebagainya.
Pertanyaannya mengapa mereka berhasil? Apa yang dilakukan mereka?
Bagaimana komitmen mereka? Bagaimagana motivasi mereka? Tujuan apa yang ingin dicapai mereka? Bagaimana cara mencapai tujuan tersebut? Kemampuan apa yang mereka miliki ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memudahkan kita merumuskan konsep atau pengertian kewirausahaan. Pengertian kewwirausahaan sebenarnya melekat pada ciri-cirinya , yaitu setiap orang yang pandapi meraih dan menciptakan peluang. Peluang-peluang tersebut diciptakan melalui penciptaan nilai nilai tambah barang atau jasa (usaha untuk hidup) dengan cara menerapkan cirri-ciri yang melekat padanya.

0

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.

0

Meskipun imbalan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang
berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis
sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan
emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi
wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko
berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan
emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita
mengharapkan mendapatkan imbalan.

0

Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya
system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung
kesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan financial yang nyata. Wirausaha di
berbagai industry membantu perekonomian dengan menyediakan pekerjaan dan
memproduksi barang dan jasa bagi konsumen dalam negeri maupun di luar negeri.
Meskipun perusahaan raksasa menarik perhatian banyak publik akan tetapi bisnis kecil
dan kegiatan kewirauasahaannya setidaknya memberikan andil nyata bagi
kehidupan sosial dan perekonomian dunia.

0

Links

Followers